Fenomena Persahabatan di Abad Modern

Sejak pertama kali  diciptakan, manusia memang sebagai makhluk sosial. Wajar bila wujudnya seorang teman sangatlah berarti dalam kehidupanya. Bahkan sejak pertama kali manusia diciptakan, Adam AS. juga membutuhkan seorang teman. Meski hidup di surga dengan fasilitas yang serba ada, tanpa seorang teman apalah artinya? Dan kesedihan Adam AS. akhirnya dijawab oleh Allah SWT dengan mewujudkan Siti Hawa.
Di Abad modern ini menjalin persahabatan kian mudah dan meluas. Kemajuan theknologi membuat jarak tidak lagi diperhitungkan. Dalam menjalin komunikasi kita tidak harus bertandang kerumah orang-orang yang kita kenal. Lewat nomor telephon atau sekedar alamat e-mail kita bisa berbagi pengalaman.
Untuk menambah kenalan pun juga tidak harus datang keperkumpulan orang banyak. Cukup lewat jaringan social, facebook misalnya, kita bisa berkenalan dengan siapa saja. Tidak hanya orang dibelahan bumi Indonesia, orang luar negeri pun bisa jadi teman di dunia maya kita.

Refleksi dari TKI


Tanggal 18 Desember 2010 kemarin, seluruh dunia memperingatinya sebagai hari migran. Dimana pengorbanan dan perjuangan kaum buruh adalah keniscayaan untuk dihargai. Dunia menghargai mereka. Eksistensi bangsa, bahkan dunia, takkan lepas dari mereka. Dunia tahu itu. Entah untuk Indonesia?
 Perlakuan kejam terhadap TKI yang kerap mewarnai media masa  menunjukan bahwa semua itu tak berlaku untuk Indonesia. Dari tahun ke tahun, polemik TKI tak ada habisnya. Terakhir, sebelum tulisan ini dibuat, penderitaan Sumiyati dan Kikim menjadi bukti paling mengenaskan setelah sekian lama polemik itu muncul. Seolah semua itu sudah menjadi sebuah kebiasaan. Tak perlu lagi perhatian khusus atau tindakan yang lebih serius. Tanpa bermaksud su'udhan, tampaknya memang demikian tanggapan pemerintah.
Penanganan pemerintah dalam masalah ini nampa