Kenapa Harus Marah?

“Jangan berfikir apa yang akan diberikan orang lain kepadamu. Tapi berfikirlah apa yang bisa kamu berikan kepada orang lain.” Demikian orang bijak pernah bertutur. Lalu apa hubunganya dengan judul di atas?
Bila kita telisik tentang apa yang menjadi penyebab utama kemarahan seseorang, kita akan tahu makna implisit kalimat di atas. Seorang yang sibuk memikirkan kekurangan orang lain terhadap pemenuhan dirinya-lah yang akhirnya membuat dirinya sempat untuk memikirkan apa yang orang lain berikan kepada dirinya, atau kenapa orang lain tersebut tidak mewujudkan apa yang dia inginkan? Padahal belum tentu orang tadi telah mengetahui keinginannya.
Sesungguhnya,  penyebab kemarahan  terletak kepada keinginan yang tak terpenuhi dari orang yang merasa perlu untuk marah. Itupun belum tentu kemarahanya akan menghasilkan kebaikan atau manfaat baginya. Sedangkan dampak negatifnya tentunya ada. Di sadari atau tidak. Mengapa?

Di Balik Gedung Madrasah Kita

Memasuki wilayah Lirboyo bagi penulis adalah pengalaman yang sangat indah dan  takkan terlupakan sepanjang masa. Dari berbagai Ras, Suku, dan bahasa terkumpul di dalamnya. Mungkin itulah di antara alasan mengapa tidak akan terlupakan selamanya !
Lirboyo ! Dari namanya saja seolah (kalau tidak boleh dikatakan telah) menunjukkan betapa besar dan wibawanya ia. Dulu, ketika pertama kali menjejakkan kaki di Lirboyo, penulis belum begitu merasakan, juga belum banyak mendengar kebesaran nama itu. Adalah luas tanah dan besar bangunannyalah yang mengagumkan untuk ukuran sebuah pondok. Apalagi latar belakang Lirboyo yang  masih tergolong salaf.
Uniknya lagi santri baru seolah sengaja dibuat bingung, untuk menghafal  tempat-tempat dan gedung Pondok maupun Madrasahdi luar kewajiban untuk bersekolah tentunya. Mungkin hal itu juga dirasakan oleh seluruh (teman-teman) santri baru. Terlebih bagi  penghuni pondok lama. Pergi dan tak tahu harus kembali kemana –bingung mencari di mana kamarnya, kadang menghiasi goresan indah pengalamannya.

Takdir, Dicari atau Diterima?


Takdir adalah keputusan Tuhan yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Tidak ada satu pun makhluk yang dapat merubahnya. Lantas, tidak bolehkah kita mengupayakan takdir baik pada diri kita sendiri?
Baik maupun buruknya suatu takdir, adalah bentuk keputusan Tuhan yang tak dapat disangkal kedatanganya. Kapan dan siapa pun yang mencoba untuk merubah, takdir tak akan pernah berubah. Itulah takdir Tuhan. Seperti kata Ahmad Dhani,  “Tak ada yang bisa merubah dan tak akan pernah berubah.”
Dalam bahasa Indonesia, ada kalimat yang hampir sama (kalau tidak boleh dikatakan sama) kedahsyatanya dengan kalimat ini,  nasib. Kedua kalimat ini cukup populer dikalangan umum sebagai sebuah hambatan akan kemajuan maupun kesuksesan seseorang. Bahkan  dewasa ini -diakui atau tidak- hal yang sama juga telah merambah kekomunitas kita.

Kenapa dan Meengapa?


        
Terdiam aku dalam papa
 Terpuruk rasa tiada guna
Mengapa saat semau ada menghapus segala asa?
Kenapa asa ini masih terkalahkan saat harapan tiada?
Mengapa pikiran ini hanya percaya dengan realitas kasat mata?
Bukankah ada realitas tak terduga yang lebih nyata!
Lelah langkah menghadapi labirin kehidupan yang selalu berliku
Namun bosan ketika jalan hanya lurus tanpa variasi