Kenapa dan Meengapa?


        
Terdiam aku dalam papa
 Terpuruk rasa tiada guna
Mengapa saat semau ada menghapus segala asa?
Kenapa asa ini masih terkalahkan saat harapan tiada?
Mengapa pikiran ini hanya percaya dengan realitas kasat mata?
Bukankah ada realitas tak terduga yang lebih nyata!
Lelah langkah menghadapi labirin kehidupan yang selalu berliku
Namun bosan ketika jalan hanya lurus tanpa variasi
Apa yang sebenarnya kita mau?
Bukankah ketika dia ada kita tak pernah menghargainya!
Lalu kenapa pula saat ia tiada seolah kita membutuhkan dan mencarinya?
Kenapa saat semua tiada kita merasa membutuhkannya
Sementara saat masih ada kita mengacuhkannya?

Mengapa juga kadang kita mengharap orang lain melakukanya untuk kita?
Sementara kita sendiri enggan untuk melaksanaknnya
Ah....  manusia !!!
Nggak perlu aku atau kamu
Bahkan mereka juga sama
Mereka semua hanya bisa bicara
Kenapa sebenarnya kita ini?
Masih adakah kebenaran menurut kita dan mereka?
Bukan hanya  menurut kita atau mereka saja
Atau mungkin kebenaran hanya milik dia?
                   Bagaimana seharusnya semua ini?
                   Masih perlukah kita tanyakan bagaiman kau ini?
                   Sementara diri sendiri tak tahu bagaimana
                   Atau kita harus menggantinya?
                   Bukan bagaimana kau ini
                   Bukan pula bagaiman mereka itu
                   Melainkan bagaimana semestinnya kita?